Jumat, 30 Desember 2011

Warung GUS Mandiri

KAWASAN Jalan Sigura-gura Kota Malang adalah salah satu kawasan yang kini jadi jujugan orang mencari makan. Beragam rumah makan hingga café bisa dipilih disana. Yang paling gres adalah warung Gus Mandiri yang dikelola oleh lima mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM).
Kelompok wirausaha muda ini baru memulai bisnis kulinernya pada Ramadan kemarin. Salah satu menu andalan mereka adalah bebek gosong atau akrab dengan sebutan Begos.
Penggemar bebek tentunya rugi kalau melewatkan menu satu ini. Namanya mungkin sedikit aneh tapi rasanya bikin ketagihan. Daging bebek yang dibakar hingga sedikit gosong memberi cita rasa yang beda.
Apalagi bumbunya diperkaya dengan rempah dan tanpa bumbu penyedap. Bumbu bakarnya membuat rasa begos ini khas. Apalagi daging bebeknya juga empuk.
‘’Begos ini kelebihannya sehat dan rasanya khas,’’ ungkap pemilik usaha Begos, Rizal Nur Hadi kepada Malang Post.
Karena target pasar mereka kalangan mahasiswa, harga bebek pun dijual murah meriah. Menikmati begos dengan nasi putih harganya hanya Rp 15 ribu saja.
Selain Begos, ada juga iga kobong yang dibuat oleh Riset Wijang, gurami puding yang dikreasikan oleh Yesika Rahmawati, seafood sumpit oleh Linda Listriana dan dan es krim buah oleh M Lukman Buchori.
Semuanya mahasiswa UM dari berbagai jurusan yang berbeda. Ada yang dari jurusan informatika, tata boga, pendidikan matematika, dan pendidikan kimia. ‘’Kalau saya belajar bumbu masakan ini dari ibu,’’ aku Rizal.
Menu yang disajikan di Warung Gus Mandiri ini semuanya unik dan pantas dicoba. Warung Gus Mandiri buka setiap hari mulai pukul 15.30 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Ruko yang mereka sewa pun cukup nyaman dan bisa menampung sekitar 30 pengunjung.
Untuk memulai usaha ini, mahasiswa mendapatkan dana pembinaan dari Bank Mandiri dan juga ditjen pendidikan tinggi (Dikti). Dana dari Bank Mandiri besarannya Rp 7,5 juta per mahasiswa sementara dari Dikti sebesar Rp 5 juta.
Selain diberi modal , mereka juga dilatih dan dibina agar usaha yang dikelola terus berkembang. Diakui Rizal, awalnya mereka masih menanggung rugi karena kurang cermat menyiapkan bahan. Misalnya nasi yang dimasak terlalu banyak atau porsi masakan yang terlalu banyak. Sekarang mereka sudah bisa memperkirakan pada hari apa mereka harus memasak dalam jumlah banyak, dan kapan mereka memasak dalam jumlah sedikit.
‘’Sebelum berjualan kami juga dilatih dan dibina, bahkan sampai kami sudah berjualan juga masih selalu berkonsultasi,’’ kata dia.
Berkat kesungguhan mereka, menu yang ditawarkan di Warung Gus Mandiri kini mulai digemari. Bahkan pada saat awal berjualan pada bulan puasa lalu, omzet yang dibukukan mencapai Rp 2 juta.
‘’Respon awal jualan satu minggu full booked, karena kebetulan bertepatan dengan puasa banyak yang cari menu buka,’’ kata dia.
Tak sedikit konsumen yang mengaku ketagihan dengan menu mereka. Karena itu saat libur kuliah yang berbarengan dengan libur lebaran kemarin, sudah banyak yang menanti warung kembali buka.
Karena bisnis ini dijalankan sambil kuliah, mereka pun harus pintar membagi waktu. Secara bergantian ada yang belanja dan memasak di dapur. Kebetulan lokasi produksi mereka tidak jauh dari kampus sehingga tidak kerepotan mengatur jadwalnya.
Usaha yang sudah dirintis ini tentunya sayang kalau sampai berhenti ditengah jalan. Karena itu pengusaha muda ini terus memikirkan pengembangan usaha mereka.
Prospek usaha yang cukup bagus membuat mereka mantap untuk segera mencari karyawan. Sebab selama ini mereka juga yang melayani setiap tamu yang datang kesana.
Selain itu strategi pemasaran melalui media online juga akan mereka kembangkan. ’’Lumayan bisa dapat penghasilan sendiri dan tidak merepotkan orang tua lagi,’’ imbuh Riset Wijang.

diunduh dari : http://www.malang-post.com